26 September 2010

Nabi Ilyas a.s.

Nabi Ilyas a.s. (bahasa Arab: إلياس) adalah seorang utusan Allah SWT. Telah terjadi pertentangan antara beliau dan kaumnya tentang berhala yang bemama Ba'l. Nabi Ilyas menyeru di jalan Allah SWT dan mengajak kaumnya tetapi kaumnya mengabaikannya. Mereka cenderung kepada Ba'l.
Selesailah halaman kehidupan dunia dan mereka dihadirkan di hadapan Allah SWT pada hari kiamat. Allah SWT menceritakan hal tersebut dalam firman-Nya:
"Dan sesungguhnya Ilyas termasuk salah seorang dari rasul-rasul. (Ingatlah) ketika ia berkata kepada kaumnya: 'Mengapa kamu tidak bertakwa? Pantaskah kamu menyembah Ba'l dan kamu tinggalkan sebaik-baik Pencipta, yaitu Allah Tuhanmu dan Tuhan bapak-bapakmu yang terdahulu?' Maka mereka mendustakannya, karena itu mereka akan diseret (ke neraka), kecuali hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). Dan Kami abadikan untuk Ilyas (pujian yang baik) di halangan orang-orang yang datang kemudian. (Yaitu) kesejahteran dilimpahkan atas Ilyas? Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan hepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya dia termasuk hamba-hamba Kami yang beriman." (QS. ash-Shaffat: 123-132)
Hanya ayat-ayat yang pendek ini yang Allah SWT sebutkan berkaitan dengan kisah Nabi Ilyas. Dan pendapat yang paling kuat adalah pendapat yang menyatakan bahwa Ilyas adalah seorang Nabi yang bernama Ilya dalam Taurat. Injil Barnabas mengemukakan nasihat-nasihat Ilya. Tentu nasihat-nasihat tersebut tidak begitu terkenal dalam Taurat. Kami akan menyebutkan nasihat-nasihat tersebut karena di dalamnya terdapat hikmah yang dalam dan ketulusan hati. Pesan tersebut terdapat dalam injil Barnabas dari ayat 23 sampai ayat 49. Disebutkan di dalamnya bahwa
"Ilya adalah hamba Allah. Hal ini ditulis bagi semua orang yang menginginkan untuk berjalan bersama Allah Pencipta mereka. Sesungguhnya orang yang suka untuk banyak belajar maka ia akan sedikit takut kepada Allah. Karena orang yang takut kepada Allah maka ia akan merasa puas untuk mengetahui apa-apa yang diinginkan Allah saja. Hendaklah orang-orang yang menginginkan untuk mengerjakan amal-amal yang saleh memperhatikan diri mereka karena seseorang tidak akan memperoleh manfaat ketika mendapati dunia mendapatkan keuntungan sementara ia mendapati kerugian. Selanjutnya, hendaklah orang yang mengajari orang lain berusaha untuk lebih baik daripada orang lain karena tidak akan bermanfaat suatu nasihat yang diberikan oleh orang yang tidak mengamalkan apa yang dikatakannya. Sebab, bagaimana seorang yang salah dapat memperbaiki kehidupannya sementara ia mendengar seorang yang lebih buruk darinya berusaha untuk mengajarinya. Kemudian hendaklah orang yang mencari Allah berusaha lari dari percakapan dengan manusia karena Musa ketika berada sendirian di atas gunung Saina' maka beliau menemukan Allah dan berdialog dengan-Nya sebagaimana seorang pecinta berdialog dengan kekasihnya. Dan hendaklah orang-orang yang mencari Allah berusaha keluar sekali setiap tiga puluh kali ke tempat yang biasa di jadikan perkumpulan oleh masyarakat dunia. Karena boleh jadi ia dapat melakukan suatu amal pada satu hari saja namun dihitung amalnya itu selama dua tahun, khususnya berkaitan dengan pekerjaan yang di situ ia mencari ridha Allah. Hendaklah ketika ia berbicara tidak melihat ke arah mana pun kecuali ke arah dua kakinya, dan ketika ia berbicara hendaklah mengatakan hal yang penting saja. Hendaklah ketika ia makan tidak berdiri dari meja makan dalam keadaan kekenyangan. Dan hendaklah mereka berpikir setiap hari karena boleh jadi mereka tidak akan menemui hari berikutnya. Dan hendaklah mereka benar-benar memanfaatkan waktu mereka sebagaimana mereka selalu bernafas. Hendaklah satu baju dari kulit binatang cukup untuk mereka. Hendaklah mereka setiap malam berusaha untuk tidur tidak lebih dari dua jam. Hendaklah mereka berusaha berdiri di tengah-tengah salat dengan rasa takut.
Kerjakanlah semua ini dalam rangka mengabdi kepada Allah SWT dengan menjunjung tinggi syariat-Nya yang Allah SWT karuniakan kepada kalian melalui Nabi Musa. Karena dengan cara seperti ini, kalian akan menemukan Allah SWT dan kalian akan merasakan pada setiap zaman dan tempat bahwa kalian berada di bawah naungan Allah SWT dan Dia akan selalu bersama kalian." Demikianlah apa-apa yang disebutkan dalam injil Barnabas melalui tulisan Ilya.


Dakwah Nabi Ilyas AS
Kaum Nabi Ilyas telah melupakan dan meninggalkan ajaran nabi Harun dan Musa AS. Mereka tidak lagi menyembah Allah. Namun mereka menyembah berhala yang bernama Ba’laa. Melihat kerusakan ini Allah mengutus Nabi Ilyas agar menasehati kaumnya.
“Wahai kaumku, hentikanlah penyembahan kalian kepada berhala wanita itu. Apakah kalian tidak berpikir kalau patung itu hanya sebuah batu yang tak dapat menolong kalian dalam kesulitan. Apakah kalian telah melupakan ajaran Harun dan Musa yang benar itu? Ataukah kalian tidak takut dengan siksa Allah?” kata Nabi Ilyas.
Namun kaumnya yang telah tertutup hatinya tidak mau mendengarkan teriakan Nabi Ilyas. Mereka malah mendustakan nabi Ilyas AS. Dakwah Nabi Ilyas selalu mendapat rintangan. Meskipun demikian, ia tidak pernah berhenti sampai di situ. Siang dan malam nabi Ilyas melakukan seruannya seperti tertera dalam Al Qur’an Surah Ash Shof: 124 – 126.
Kaum Nabi Ilyas adalah kaum yang tidak takut dengan semua ancamannya. Pernah suatu ketika Nabi Ilyas menakut-nakuti mereka dengan suatu ancaman. Namun mereka malah menantangnya dan ingin melihat serta merasakan ancaman itu.
Karena Nabi Ilyas tidak mampu lagi mengajak kaumnya pada jalan kebenaran, maka ia pun berdo’a. “Ya Allah, ya Tuhanku. Berilah peringatan pada mereka agar mau mengakui kerasulanku dan mau kembali ke jalan-Mu.” Allah mengabulkan do’a itu dan datanglah musim kemarau yang mematikan semua tanaman dan hewan ternak. Kemarau itu begitu panjang dan ini dirasakan oleh kaumnya.
Kaum Nabi Ilyas semula meminta perlindungan dari berhala namun kemarau tetap berlangsung. Akhirnya mereka mendatangi Nabi Ilyas dan meminta padanya agar kemarau itu cepat berakhir. “Jika kalian betul-betul mengakui kerasulanku dan beriman kepada Allah, maka aku akan meminta pada-Nya agar kemarau ini berakhir.” Kemudian ia berdo’a kepada Allah dan kemarau itu pun berakhir.
Allah mengabulkan permintaanya, dan datanglah hujan yang lebat sekali. Kaumnya dapat lagi menanam gandum dan memelihara ternak lagi. Namun keinsyafan mereka tidak berlangsung lama, sebab mereka mendustakan kerasulan Nabi Ilyas dan tidak mau beriman kepada Allah lagi. Karena ia pun berdo’a agar Allah menimpakan azab-Nya. Allah pun mengabulkan do’anya. Tidak lama kemudian datanglah azab itu berupa gempa bumi yang maha dahsyat dan menewaskan orang-orang kafir itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Yang ingin berkomentar,,, silahkan...!!!!
Tapi gunakan bahasa yg baik dan benar....
Terima Kasih....

teman-teman ku

tentang aku

Foto saya
Bekasi, Indonesia
aq tuh seperti apa yg kamu liat... aq suka ketawa,,, suka makan'in es batu,,, rada2 telmi,, pikun,, n' plinplan gitu dehh... Tapi aq paling susah utk marah sama org2 terdekat qu loh.....